Rabu, 12 Januari 2011

Local Economic Deveploment (LED) salah satu upaya menekan urban poverty di Indonesia

Perencanaan pembangunan di Indonesia pada dasarnya bertujuan untuk membebaskan seluruh anggota masyarakatnya dari kemiskinan, yang mencakup kesejahteraan lahiriah seperti pangan, sandang, perumahan, dan kesejahteraan batiniah seperti pendidikan, rasa aman, rasa keadilan, dan rasa sehat; sebagaimana halnya perbaikan hidup berkeadilan sosial.

Namun hingga saat ini, masih banyak masyarakat Indonesia yang terbelit dalam masalah kemiskinan. BPS (2002) menyebutkan bahwa masih ada sekitar 30 juta penduduk Indonesia berada di bawah garis kemiskinan. Upaya yang dilakukan pemerintah dalam menanggulangi kemiskinan hanya mampu mengangkat kondisi sebagian penduduk miskin menjadi sedikit di atas garis kemiskinan (near poor), yang hanya mampu mencukupi kebutuhan fisik minimum, sedangkan hal-hal yang bersifat non fisik belum bisa terpenuhi. Gejolak sosial dan ekonomi politik yang terjadi masih sangat rentan terhadap kondisi mereka, sehingga begitu hal itu terjadi, kembalilah mereka pada posisi mereka semula pada posisi kemiskinan.

Penyebab kemiskinan dipandang dari perspektif ekonomi ada 3 yaitu :
  1. Secara Mikro, kemiskinan muncul karena adanya “Ketidaksamaan pola kepemilikan sumber daya” yang menimbulkan distribusi pendapatan yang timpang, penduduk miskin hanya memiliki sumberdaya dalam jumlah terbatas dan kualitasnya rendah
  2. Kemiskinan muncul akibat perbedaan dalam “Kualitas Sumberdaya Manusia”. Kualitas sumberdaya manusia rendah yang berarti produktifitasnya rendah, yang pada gilirannya upah yang diterimanya rendah, rendahnya kualitas sumberdaya manusia ini karena rendahnya pendidikan, nasib yang kurang beruntung, adanya diskriminasi, atau karena keturunan.
  3. Kemiskinan muncul akibat perbedaan akses dalam modal (Kuncoro,1997)

Kota-kota di Indonesia yang sekilas terlihat sebagai simbol kemajuan teknologi dan budaya yang lebih maju ternyata masih dipenuhi oleh problem kemiskinan dengan segala masalah sosial yang disebabkan atau berdampingan dengan masalah sosial lainnya. Berikut gambaran "lingkaran setan" kemiskinan yang terjadi:

Salah satu penyebab meningkatnya tingkat kemiskinan di perkotaan karena semakin meningkatnya urbanisasi ke sejumlah kota besar di Indonesia. Hal ini karena masyarakat desa memandang kota sebagai tempat tinggal yang memiliki prospek lebih baik untuk mendapatkan penghasilan yang lebih tinggi dibanding di desa, tetapi hal ini tidak didukung dengan kemampuan atau keahlian Sumber Daya Manusia yang memadai, sehingga yang terjadi urbanisasi hanya menambah jumlah penduduk miskin di kota.

Salah satu program yang dapat dijalankan adalah dengan menggunakan metode LED (Local Economic Development) untuk mengembangkan perekonomian di desa-desa, hal ini juga didukung dengan adanya otonomi daerah. Secara tidak lagsung LED dapat mengurangi jumlah masyarakat desa yang melakukan urbanisasi dan menarik penduduk miskin di kota untuk kembali ke desa, sehingga diharapkan dapat mengurangi angka kemiskinan, terutama jumlah penduduk miskin yang berada di kota.

Local Economic Development(LED) pada hakekatnya merupakan proses kemitraan antara pemerintah daerah dengan para stakeholders termasuk sektor swasta dalam mengelola sumber daya alam dan sumber daya manusia maupun  kelembagaan secara lebih baik melalui pola kemitraan dengan tujuan untuk mendorong pertumbuhan kegiatan ekonomi daerah dan menciptakan pekerjaan baru.

Tujuan dari Program Local Economic Development ialah:
  1. Meningkatkan Kreatifitas & Produktifitas Masyarakat Dalam Rangka Memberdayakan Sumberdaya Lokal Yang Potensial.
  2. Meningkatkan Pendayagunaan Potensi Daerah Secara Optimal Melalui Kemitraan
  3. Meningkatkan Kuantitas, Kualitas & Kontinuitas Produk Komoditi Ekspor.
  4. Memberdayakan Stakeholders Lokal Secara Partisipatif Agar Mampu Menciptakan Kreatifitas & Produkstifitas Dalam Mendorong pertumbuhan ekonomi lokal
  5. Meningkatkan Pendapatan Masyarakat & Menciptakan Kesempatan Kerja
  6. Mengevaluasi dan Mendiskusikan Perda Yang Menghambat Kegiatan LED

Dalam perkembangan dan tren-nya dalam proses pembangunan di negara sedang berkembang pada umumnya ditemukan bahwa struktur ekonomi negara berubah dari struktur yang didominasi sektor pertanian ke arah yang didominasi sektor industri dan jasa. Kecenderungan ini bersamaan dengan perubahan jumlah dan proporsi kependudukannya, yaitu dimana jumlah dan persentase penduduk yang hidup dan bermata-pencaharian di perkotaan cenderung semakin meningkat. Ini dikarenakan bahwa mata pencaharian di pedesaan kurang mampu bersaing di era modern ini untuk meningkatkan kesejahteraan, oleh karena itu mayoritas penduduk pedesaan melakukan urbanisasi untuk mendapatkan mata pencaharian dan kebanyakan pelaku urbanisasi hanya mengikuti tren untuk pindah ke kota tanpa mempunyai keahlian sehingga terjadilah kemiskinan di perkotaan.

Kelemahan LED yaitu:
  1. Penanganan program pengembangan ekonomi lokal yang terpisah-pisah sehingga masing-masing Dinas berorientasi pada proyek masing-masing
  2. Tidak berorientasi kebutuhan Pasar
  3. Perlu peran Pemda & Stakeholder dalam mengarahkan Pengembangan Ekonomi Lokal secara TERPADU
  4. Perlu kemitraan antar pelaku ekonomi, dan antara pemerintah – swasta – masyarakat
  5. Program-program LED di daerah perlu adanya pendampingan, di karenakan kemaampuan Sumber Daya Manusia di daerah yang masih rendah .
  6. Program LED seringkali tidak berkelanjutan.

Pendekatan LED sangat tepat untuk mengembangkan kerja sama antar daerah, antaraperkotaan dan perdesaan, antara daerah dan pusat, baik antar pemerintah maupun antar pelaku usaha.